BAB 2 TURUNAN
2.1 Dua Masalah dengan Satu Tema
Garis
singgung : gagasan Euclides tentang garis singgung sebagai
garis yang menyentuh suatu kurva hanya pada satu titik, tetapi sama sekali
tidak memuaskan untuk kebanyakan kurva lain. Gagasan bahwa garis singgung pada
suatu kurva P sebagai garis yang paling baik mengaproksimasi kurva dekat P
adalah lebih baik, tetapi masih tetap agak samar untuk kecermatan matematis.
Definisi
Garis Singgung 
Garis singgung pada kurva y = f(x) di titik
P(c,f(c)) adalah garis yang melalui P dengan kemiringan mtan = 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 
 
msec = 
 
 
limit ≠ ∞, -∞
Kecepatan
Rata-rata dan Kecepatan Sesaat
Kecepatan Rata-rata adalah jarak dari posisi pertama ke posisi
kedua dibagi dengan waktu tempuh. Sedangkan, kecepatan sesaar adalah kecepatan
yang singkat dan pendek, semakin baik kita mengaproksimasikan kecepatan sesaat
pada saat t=1.
Definisi
Kecepatan Sesaat
Jika benda bergerak di sepanjang garis koodinat dengan fungsi
posisi f(t).
 
2.2 Turunan
Definisi
Turunan 
Turunan fungsi f
adalah fungsi lain f’ (dibaca “f
aksen”) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah : f(c) = 
 
 
limit ≠ ∞, -∞
Jika limit ini memang ada, dikatakan bahwa fterdiferensiasi di c.
Pencarian turunan disebut diferensiasi,
bagian kalkulus yang berhubungan dengan turunan disebut kalkulus diferensial.
Teorema
A Keterdiferensiasian
Mengimplikasikan Kontinuitas
Jika f’(c) ada maka f kontinu di c.
Grafik
Turunan turunan f’(x)
memberikan kemiringan garis singgung terhadap grafik y = f(x)pada nilai x. Jadi ketika garis singgung miring naik ke kanan,
turunan positif, dan ketika garis singgung miring turun ke kiri, turunan
negatif. Karenanya kita dapat memperoleh gambaran kasar dari turunan hanya
dengan diketahui grafik fungsi.
2.3 Aturan Pencarian Turunan
Teorema
A
Aturan Fungsi Konstanta
Jika f(x) = k; dengan k suatu konstanta maka untuk
sebarang x, f’(x) = 0; yakni, Dx (k) =0
Teorema
B
Aturan Fungsi Satuan 
Jika f(x) = x; maka f’(x) = 1; yakni, Dx (x)
= 1
Teorema
C Aturan
Pangkat
Jika f(x) = xn,
dengan n bilangan bulat positif, maka f’(x)
= nxn-1 yakni, Dx(xn) = nxn-1
Teorema
DAturan
Kelipatan Konstanta 
Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensiasi,
maka (kf)’(x) = k . f”(x) yakni, Dx [k . f(x)] = k . Dxf(x) 
Teorema
EAturan
Jumlah
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasi, maka (f + g)’(x) = f’(x)
+ g’(x) yakni, Dx[f(x) + g(x)] = Dx f(x) + Dx g(x)
Teorema
FAturan
Selisih
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasi, maka (f - g)’(x) = f’(x)
- g’(x) yakni, Dx[f(x) - g(x)] = Dx f(x) - Dx g(x)
Teorema
G Aturan
Hasil Kali 
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasi, maka (f . g)’(x) = f(x)g’(x)+g(x)f’(x)
yakni, Dx[f(x) . g(x)] = f(x)Dxg(x) + g(x)Dxf’(x)
2.4 Turunan Fungsi
Trigonometri             
Teorema
A : Fungsi
f(x) = sin x dan g(x) = cos x keduanya terdiferensiasi, dan 
Dx(sin
x) = cos x , Dx(cos x) = -sin x
Contoh : Cari Dx(3 sin x – 2 cos x).
Penyelesaian : Dx(3 sin
x – 2 cos x) = 3Dx(sin x) – 2Dx(cos x) = 3 cos x + 2 sin x
Teorema
B : 
Untuk semua titik x di
dalam daerah asal fungsi, 
Dx tan x = sec2x
Dx sec x = sec x tan x
Dx cot x = -csc2x
Dx csc x = -csc x cot x
Contoh : Carilah Dx (xn
tan x) untuk n ≥ 1.
Penyelesaian : Terapkan
Aturan Hasil kali bersama dengan Teorema B
Dx(xn tan x) = xn
Dx(tan x) + tan x (DxXn) = x2 sec2 x + nxn-1
tan x
 2.5 Aturan Rantai 
Teorema
A Aturan
Rantai
Misalkan y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensiasi di x dan f terdiferensiasikan di u = g(x), maka fungsi komposisi f o g, yang didefinisikan
oleh (f o g) (x) = f(g(x)),
adalah terdiferensiasi di x  . yakni : (f o g)’(x) = f’(g(x)) g’(x)
Atau
Dx(f(g(x))) = f’(g(x)) g’(x),atau 
 
=
 
2.6 Turunan Tingkat
Tinggi
Operasi diferensiasi
mengambil sebuah fungsi f  dan menghasilkan sebuah fungsi baru f’. Jika f’ sekarang kita diferensiasikan, kita masih tetap menghasilkan
fungsi lain, dinyatakan oleh f’ (dibaca
“f aksen” ) dan disebut Turunan Kedua dari f. Pada gilirannya dia boleh di diferensiasikan lagi, dengan
demikian menghasilkan f’’ , yang
disebut Turunan Ketiga dari f. Turunan
Keempat dinyatakan f(4),
dan seterusnya.
Sebagai contoh f(x) = 2x2 – 4x2 +
7x - 8  
Maka, f’(x) = 6x2 – 8x + 7
f’’(x)
= 12x – 8
f’’’(x)
= 12
f(4)
= 0
Karena turuna fungsi
nol adalah nl, maka turunan keempat dan semua turunan tingkat yang lebih tinggi
dari f akan nol.
Turunan Pertama = f’(x) 
Dx(y)
 
Turunan Kedua = f’’(x)
D2xy 
 
Turunan Ketiga = f’’’(x D3xy 
 
2.7 Diferensial
Implisit 
Teorema
A
Aturan Pangkat 
Misalkan r sebarang
bilangan rasional. Maka untuk x > 0, Dx(xr)
= rxr-1
Jika r dapat dituliskan
dalam suku terendah sebagai r = p/q, dimana q ganjil maka Dx(xr) =
rxr-1 untuk semua x.
2.8 Laju yang Berkaitan
Jika
suatu variabel y bergantung pada waktu t, maka turunannya dy/dt disebut Laju
Perubahan Sesaat. Tentu saja, jika y mengukur jarak, maka laju sesaat ini
disebut kecepatan. Kita tertarik pada beraneka laju sesaat, laju air mengalir
ke dalam ember, laju membesarnya luas pencemaran minyak, laju bertambahnya
nilai kampling tanah, dan lainnya. Jika y diberikan secara eksplisit dalam t,
maka masalahnya sederhana; kita cukup mendiferensiasikan dan kemudian
menghitung turunan pada saat yang diminta.
Prosedur Sistematis :
Langkah 1 Misal
t menyatakan waktu yang terlalui. Gambarkan sebuah diagram yang berlaku untuk
semua t > 0. Beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bela
t bertambah dengan nilai-nilai konstantanya yang diketahui. Berikan nama huruf
pada besaran yang berubah sesuai dengan t, dan beri pengenal bagian-bagian
gambar yang sesuai dengan variabel-variabel ini.
Langkah 2 Nyatakan
apa yang diketahui dan apa yang diinginkan tentang variabel-variabel tersebut.
Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap variabel t.
Langkah 3 Hubungkan
variabel-variabel dengan menuliskan persamaan yang valid untuk semua waktu t
> 0, bukan hanya pada saat tertentu.
Langkah 4  Diferensiasikan secara implisit persamaan yang
ditemukan dalam Langkah 3 terhadap t. Persamaan yang dihasilkan, memuat
turunan-turunan terhadap t, benar untuk semua t > 0.
Langkah 5 Pada
tahap ini, bukan lebih dini, substitusikan kedalam persamaan yang ditemukan
dalam Langkah 4 semua data yang sahih pada saat tertentu seperti yang
diperlukan untuk jawaban soal. Pecahkan untuk turunan yang diinginkan.
2.9 Diferensial dan
Aproksimasi
Definisi
Diferensial: Misalkan y = f(x) adalah
fungsi terdiferensiasi dari variabel bebas x. ∆x adalah pertambahan sebarang
dalam variabel bebas x dx, disebut Diferensial Variabel Bebas x, adalah sama
dengan ∆x.
∆y adalah perubahan
sebenarnya dalam variabel bebas y ketika x berubah dari x ke x + ∆x; yakni y = f(x + ∆x) – f(x). Dy disebut Diferensial Variabel Tak Bebas y, didefinisikan
oleh dy  =  f’(x)dx.
AproksimasiDiferensial
akan memainkan beberapa peranan dalam blog ini, tetapi untuk sekarang penggunaan
utamanya adalah dalam penyediaan aproksimasi. Kita lebih menunjuk hal ini
sebelumnya. 
Aproksimasi
Linear jika f  terdiferensiasi di a, maka dari bentuk
kemiringan titik suatu garis, yaitu garis singgung terhadap  f  pada (a, f(a)) diberikan oleh y = f(a) + f’(a)(x – a). Fungsi L(x) = f(a) + f’(a)(x – a)  disebut Aproksimasi Linear terhadap fungsi f  pada a, dan dia sering merupakan aproksimasi
yang sangat bagus terhadap f  ketika x dekat ke a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar